Selasa, 13 Maret 2012

jakarta yang makin egois

Kadang saya merasakan bahwa saya tidk lagi merasa hidup di alam jakarta yang baik hati ,namun seiring waktu taji kejam yang dimiliki jakarta makin tampak.
Kejadiannya baru kemarin .mungkin saya bisa tambahkan tkpnya adalah jalan jati negara,kalau mau di zoom lagi tempatnya ada pada sebuah angkutan massal metro mini 46 yang sedang berjalan pelan menuju pulo gadung dari kampung melayu.
Di bangku ketiga dari belakang itulah tempat saya duduk.
Duduk di bangku paling belakang ada seorang ibu yang kelihatan sangat capai atau mungkin saya harus bilang lusuh sambil membawa anak kecil yang masih balita.diujung bangku  duduk seorang bapak setengah baya kalau bisa saya tebak umurnya adalah 40 atau 50.saya tidak bisa pastikan.hei kehidupan bisa menguas umur seseorang bung.oke lanjut.
Sisa dari semua penumpangnya berada di bagian depan metromini.5 menit pertama metro mini berjalan saya merasakan tepukan ringan pada pundak saya lantas kemudian saya menoleh.nampak ibu tersebut berdiri mencoba mendekat saya dari tempat duduknya.dan ibu itu bertanya.
berikut percakapan saya dengan sang ibu: Dek tahu alamat ini gak?(sambil menyodorkan sebuah pamflet lowongan kerja,nampaknya ibu ini ingin mencari sebuah pekerjaan)/(sambil mebaca alamat yang tertera di pamflet itu.:jalan perikani rawamangun)wah saya tidak tahu ibu./kalau perusahan kanopi bla bla bla?(yang alamat dituju ibu tersebut)/ini juga saya tidak tahu ibu/oh gt,ywdah.
Kemudian ibu tersebut kembali ketempat duduknya.jujur saya memang tidak tahu nama jalan tersebut,pada saat itu adalah saat pertama kalinya saya mendengar nama jalan tersebut.namun sepertinya usaha sang ibu tersebut untuk mendapatkan pencerahaan terhadap alamat tersebut belum punah.beberapa saat kemudian naiklah seorang bapak.ibu tersebut kemudian kembali melakukan hal yang sama,menanyakan alamat tadi.dan jawaban sang bapak”telpon aja bu orangnya biar bisa di jelaskan alamatnya.”
Sekilas jawaban tersebut adalah jawaban yang normal dan tidak aneh,namun bila anda sendiri bisa melihat bagaimana tampang sang ibu tersebut percaya dngan saya bahwa itu adalah jawaban yang tidak akan bisa di lakasanakan.penampilan sang ibu tersebut tidak mencerminkan dia mempunyai sebuah HP(bukan maksud menghina namun sekali lagi lagi bila anda melihat apa yang saya lihat jawabn kita pasti sama),ya meskipun sekrang sebuah HP dengan mudah dapat dimiliki.
Dan kejadian itu kembali berulang pada orang berikutnya yang menaiki metro yang saya naiki.tentunya dengan posisi yang di belakang.
Tak lama setelah orang ketiga ditanyakan,sang bapak yang duduk diujung sisi lain ibu tersebut bilang”ini alamatnya ,turunn disini”.ibu tersebut kaget dengan teriakan kencang sang bapak,”disini pak?”ibu tersebut bertnya untuk sebuah kejelasan.”yah kelewat dah alamatnya”ucap sang bapak tersebut..makin panik lah sang ibu tersebut.buru2 dia menyuruh sang supir untuk menghentikan bus supaya dia bisa turun.
Kejadian saat itu:metro masih berada di daerah jatinegara yang notabene gak ada hubungan sama sekali dengan rawamangun,beda daerah,distrik,RT,RW,semuanya.namun bapak tersebu dengan enaknya bilang  sudah sampai ditujuan.saya mendengar hal itu pun binggung,memangnya disini rawamangun?,itu pikiran saya.dan sedetik kemudian ibu tersebut turun.
Seorang anak kecil yang kebetulan juga duduk di belakang bertanya kepada bapak yang tadi memberitahu bahwa sudah sampai ditujuan.
Memangnya itu tadi jalannya?/nggak/bisa apah langsung ke rawamangun?/gak lah gak mungkin(lah tu bapaknya tahu belum sampai rawamangun,knapa bilang sudah sampai?)..,.,.dan tahukah apa yang yang jadi alasan sang  bapak tersebut?
Sambil tertawa bapak tersebut bilang”pusing saya denger nanya mulu,mending saya turunin aja,berisik amat jadi orang.”
Alasan yang sangat egois bukan?

0 komentar:

Posting Komentar

chat and comment

My Great Web page
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Walgreens Printable Coupons